Sragi, 23 November 2022

Artikel Ilmiah

INOVASI PUPUK ORGANIK CAIR KOMBINASI KULIT SEMANGKA DENGAN KULIT PISANG SEBAGAI PUPUK CAIR YANG RAMAH LINGKUNGAN

Oleh : Indriyani



PENDAHULUAN

 

Latar Belakang Masalah

Setiap tahun ribuan hektar lahan yang subur berkurang akibat penggunaan pupuk kimia. Hal ini sama saja artinya dengan menggunakan racun untuk meningkatkan produksi hasil pangan bagi kehidupan. Tidak heran apabila kesehatan dan daya tahan tubuh manusia terus merosot.

Penggunaan pupuk organik cair tidak meninggalkan residu yang membahayakan bagi kehidupan manusia maupun lingkungan. Pemakaiannya mampu memperkaya sekaligus mengembalikan ketersediaan unsur hara bagi tanah dan tumbuhan dengan aman.

Berbagai upaya inovasi produk pupuk telah banyak dilakukan baik berupa tradisional maupun yang dari pabrik, misalnya dalam bentuk liquid, dan padat/bubuk.  Bahan aktif pada setiap pupuk adalah nitrogen, kalium, dan phospor  dengan berbagai dosis. Penggunaan bahan kimia secara cepat dapat meningkatkan hasil pertanian tetapi banyak menimbulkan gangguan kesehatan.

Nilai tambah dari penggunaan pupuk organik cair ini seperti yang sudah diketahui bahwa hasil produk pertanian yang menggunakan pupuk organik mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk hasil pertanian yang menggunakan pupuk anorganik (pupuk buatan pabrik)

Pemanfaatan kulit semangka dan kulit pisang sebagai pupuk organik cair belum banyak diketahui oleh masyarakat sehingga tim SMK 1 Sragi Kabupaten Pekalongan mencoba membuat Inovasi pupuk organik cair berbahan dasar kombinasi kulit semangka dengan kulit pisang. Selain bahan bakunya alami pembuatan pupuk organik cair kombinasi dari kulit semangka dengan kulit pisang ini lebih mudah, murah, dan tidak ada efek samping serta dapat  mengurangi limbah kulit semangka dan kulit pisang yang ada di lingkungan. Pupuk yang dijual dipasaran ukuran 1 liter kurang lebih harganya sekitar Rp 40.000,- untuk merk yang biasa, kalau untuk merk yang bagus harganya bisa mencapai Rp 100.000,- . Hal tersebut akan jauh lebih hemat dan mudah apabila bisa membuat pupuk organik cair sendiri yaitu dengan modal Rp 30.000,- bisa menghasilkan kurang lebih 4 liter pupuk organik cair.

 

 

SPESIFIKASI ALAT DAN PROSES PEMBUATAN

 

Alat dan bahan yang diperlukan

a.      Alat

1.      Ember

Ember merupakan alat yang digunakan untuk mencampur semua bahan pada proses pengadukan semua bahan sehingga tercampur rata. Ember yang digunakan harus ember yang berpenutup dengan ukuran 20 liter.

2.      Panci

Merupakan alat yang digunakan sebagai wadah pada proses pembuatan molase atau tetes tebu.

3.      Pisau

Merupakan alat yang digunakan unuk memotong atau merajang kulit semangka.

4.      Botol

Merupakan alat yang digunakan untuk wadah akhir setelah pupuk organik cair disaring. 

5.      Talenan

Merupakan alat yang digunakan sebagai alas untuk memotong atau merajang kulit semangka.

6.      Kain kasa

Merupakan alat yang digunakan sebagai alas untuk menyaring pupuk organik cair dari dalam ember sebelum di masukan kedalam botol.

7.      Pengaduk

Merupakan alat yang digunakan untuk mengaduk adonan pupuk organik cair setelah semua bahan dimasukan kedalam ember.


8.      Kompor

Merupakan alat yang digunakan untuk memasak pada proses pembuatan molase. Saat pembuatan molase menggunakan api sedang agar bahan matang sempurna.

b.   Bahan

1.    Kulit semangka

Merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses pembuatan pupuk organik cair, spesifikasi kulit semangka yang digunakan yaitu yang masih segar dan masih bagus dalam artian tidak busuk dan tidak rusak fisiknya.

2.    Kulit pisang

Merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses pembuatan pupuk organik cair, biasanya kulit pisang yang digunakan adalah kulit pisang gepok, siam, dan klutuk (biji) karena kandungan kalium, fosfor dan nitrogennya. Spesifikasi kulit pisang yang digunakan yaitu yang masih segar, tidak busuk dan tidak rusak fisiknya.

3.      Molase

Molase atau biasa disebut sari tetes tebu merupakan limbah dari pabrik gula yang digunakan sebagai bahan campuran. Molase juga bisa dibuat sendiri dengan cara melarutkan gula merah/putih ke dalam air bersih dengan perbandingan 1:1

4.      Bekatul

Merupakan bahan yang digunakan sebagai campuran adonan untuk pengembangbiakan bakteri.

5.      Air kelapa

Merupakan bahan yang digunakan sebagai campuran adonan untuk pengembangbiakan bakteri spesifikasi air kelapa yang digunakan yaitu air kelapa yang masih baru/segar.

6.        EM4

Merupakan mikroorganisme efektif atau dekomposer yang sudah bisa dibeli di toko pertanian.

7.      Air bekas cucian beras

Merupakan bahan yang digunakan sebagai campuran untuk pembuatan pupuk organik cair spesifikasi air bekas cucian beras yang digunakan yaitu air bekas cucian beras yang masih baru/belum berbau.

8.        Air

            Merupakan bahan yang digunakan sebagai campuran untuk pembuatan pupuk organik  cair spesifikasi air yang digunakan yaitu air yang bersih tanpa kaporit.

c.    Cara Karja

1.      Proses pembuatan

a.  Masukan semua bahan ke dalam ember

b.  Aduk semua bahan sampai semua tercampur rata

c.  Mengaduk kembali adonan

d. Aduk kembali adonan

e.  Saring pupuk organik ke dalam botol



ORIGINALITAS DAN KEPIONIRAN

 

            Pemanfaatan  kulit semangka dan kulit pisang sebagai bahan dasar pembuatan pupuk organik dalam bentuk cair belum ditemukan di pasaran, demikian juga hasil pelacakan di internet juga tidak diketemukan pupuk organik dalam bentuk cair dengan bahan dasar kombinasi limbah kulit semangka dengan limbah kulit pisang, sehingga inovasi pupuk organik cair dengan bahan dasar kombinasi kulit semangka dengan kulit pisang sebagai pupuk organik cair ramah lingkungan yang dilakukan oleh SMK 1 Sragi Kab. Pekalongan merupakan temuan baru yang asli dan orginal.


PENERAPAN DAN KEBERLANJUTAN

 

            Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik cair berbahan dasar kombinasi limbah kulit semangka dengan limbah kulit pisang relatif sederhana dan tidak tergolong teknologi tinggi, bagi pemula yang ingin belajar membuat pupuk organik cair dengan bahan dasar limbah kulit semangka dengan kulit pisang hanya membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam, demikian juga alat yang digunakan juga tidak memerlukan biaya maupun teknologi tinggi dalam perawatan setelah pemakaian, cukup dicuci dengan air dan dikeringkan. Kemelimpahan bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik cair dengan bahan dasar kombinasi kulit semangka dengan kulit pisang, sangat dijamin ketersediaannya, semangka dan pisang merupakan buah yang tidak musiman dengan produksi jumlah yang sangat tinggi, dan terus bertambah populasinya dari tahun ke tahun di berbagai daerah.



DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Bambang. 1995. Pisang. Kanisius: Jakarta.

http://biologismanis.blogspot.com/2012/09/10-pupuk-ekskuka-eksta-kulit-    buah.html

Sobir, Phd. 2007.Budi Daya Semangka. Penebar Swadaya: Jakarta.

 

.

Bagikan